Indonesia dalam tempurung burung gagak
Seharusnya aku bisa berkontemplasi malam hari ini Tentang perjuangan umat islam yang tak pernah berkesudahan Atau sekedar berjalan-jalan melihat kehidupan rakyat jelata di pinggiran kota Yogyakarta Lalu membiarkan diriku menangis tersedu sedan Menyesali kelahiran negeriku yang setengah matang Negeri yang mengakui kebebasan beragama tapi sentimen terhadap kritik Bagaimana bisa disebut merdeka Tapi yasudah lah. . . Memang hanya sampai di sini batas aku diizinkan Tuhan Hijrahku seolah kosong dan paradoks Aku sungguh di telan kebingungan Negeri yang mayoritas muslim tapi phobia terhadap penegakan hukum islam Aneh sekali Bagaimana bisa aku lahir di sini? Lebih baik aku tidur Besok bangun lagi dan menyaksikan islam telah berjaya di mana-mana Seperti kartini yang bermimpi tentang kebebasan perempuan Yogyakarta, 04 mei 2018