Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 11, 2018

Sebuah tanda tanya

Aku tak tahu menahu lagi Milik siapa corong negeri ini Diteriakinya persamaan dan kebebasan dalam ini dan itu Tapi aku tak kenal untuk siapa ini dan itu Yang ku tahu kita semua telah bebas sejak dikandungan Aku tidak menahu lagi Pada bendoro mana kita beri abdi Yang ku tahu tanah kita tidak lagi mensejahterakan diri Ini negeri kaya katanya Nyatanya kita suka sekali menadah Pada tuan komunis juga liberalis Semua atas nama kebebasan Kita telah beli kebebasan dengan harga sampah Dan apa itu bebas? Kita tak lagi beri harga pada diri sendiri Mana bisa kita tahu bebas yang sejati Yang bebas adalah yang sampah Bukan begitu? Ahoy... Kasihan diri ini Lebih baik kita layangkan jiwa pada kesejatian Aku mau Indonesiaku yang utuh Bukan Indo bukan Pribumi, Totok apalagi Asing Kota tepian air, 26 Ramadan 1439 H

Neo kolonialisme di Negeriku

Di malam cipta rasa Aku terperanjat dengan lidah kelu Terjebak mati dalam kebisuan kata Salah siapa memang Mengapa aku harus mengusik ketenanganku sendiri ? Menguak negeri yang sudah tergadai lalu Jiwaku melaju dalam aliran pesimistis Terkulai dalam benih-benih materialis, teror, dan phobia Atas nama kepentingan bangsa Setiap manis kata mengelopak indah di ranting-ranting sandiwara tuan-tuan bangsanya Seolah menjanjikan manisnya kesejahteraan Indonesiaku yang dulunya tinggi akan prinsip dan nilai Kala ditelisik memoar sultan serta raja-rajanya Perjuangan demi perjuangan Bangun runtuh kerajaan demi kerajaan Rakyatnya yang cinta dengan pemimpinnya Yang hidupnya rukun dengan menyerap nilai-nilai luhur leluluhurnya Damai di dalam kedamaian Tanpa amuk anarkis kaum kolonialis Indonesiaku yang menjunjung kebinekaan Tumbuh subur berbagai ras dan bahasa Ideologi serta praktik-praktik keagamaan Sudah terkubur kepentingan Gagap dalam menyerap perbedaan Sentimen terhadap k