Sosokmu yang selalu ku banggakan

Sekali waktu aku teringat akan dia...dia yang sangat kubanggakan..
Sosoknya yang sederhana namun berjiwa besar..

Disuatu ketika yang telah lama ku simpan
Saat aku masih jauh dari dewasa
masih sibuk berlari kesana kemari memanggil teman-teman sebayaku untuk bermain.

Aku adalah anak yang cukup pemberani dan diperhitungkan di antara teman-teman sebayaku sebab sifatku yang antusias dengan banyak hal, hingga sahabat-sahabatku memanggilku dengan sebutan "babeng",  karena sikapku yang tomboy.

Suatu ketika saat aku tengah sibuk bermain dengan anak-anak lainnya, ayah memanggilku dari belakang. .
Aku baru ingat bahwa hari itu ada pertandingan bola.
Seketika aku berlari mendatangi ayah dan meningglkan permainanku.
Seperti tahun-tahun biasanya, ayah selalu antusias jika ada pertandingan bola. Dan aku tak pernah absen untuk ikut.
Biasanya ibu selalu mempersiapkan bekal makanan. Meski sederhana, tapi bagiku masakan ibu selalu yang paling enak.
Waktu itu orang-orang masih jarang yang mempunyai kendaraan bermotor termasuk ayah., biasanya kami selalu mengandalkan angkutan umum atau bis kota.
Namun untuk pertandingan kali itu kami membooking tukang ojek...

Pertandingan saat itu adalah babak final terakhir, yaitu kota Bima melawan kabupaten Dompu. Jalanan sangat padat. Ada yang menaiki truck, bis, dan tidak sedikit pengendara motor. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak muda...
Setelah dua jam perjalanan akhirnya kami sampai di tempat perlombaan...
Meski lelah, ayah tak pernah meninggalkan sholatnya, saat itu ayah menyempatkan sholat zuhur di mushola sekitar tempat perlombaan. Seingatku nama daerahnya adalah kecamatan Woja. Aku baru mengingatnya kembali setelah aku mempunyai teman yang berasal dari daerah yang sama.

Ayah...ayah yang selalu aku banggakan...
Dan begitulah iya.

Langit sudah nampak senja, saat itu tukang ojek yang kami booking pergi entah kemana, kami menunggu sangat lama hingga akhirnya ayah memutuskan untuk ikut rombongan truck...
Jalan raya begitu macet, karna rombongan kami memenangkan perlombaan, dan sepanjang jalan orang-orang bersorak menyuarakan kemenangan.

Dari atas truck, motor dengan sadel putih pemilik tukang ojek yang kami tumpangi berlalu dari arah bawah.. kemudian aku menarik baju ayah
"Ayah ayah,, itu ojek yang tadi"
Sontak ayah berteriak memanggil orang tersebut...
Dan alhamdulillah akhirnya kami tidak jadi menebengi truck pasir yang sesak tersebut.
2 jam setelahnya seperti waktu awal berangkat akhirnya kami sampai di kota...
Aku yang begitu lelah tertidur sepanjang perjalanan.

Mega hampir saja hilang...aku yang masih kantuk dibopong ayah di pundaknya hingga di depan pagar rumah.
Ibu yang tengah menunggu kami sedari tadi berdiri di ambang pintu dengan wajah khawatir...
Yang pertama kali diperiksanya adalah kotak nasiku.

Ibu...
Aku bersyukur memilikimu

#Hari yang begitu membekas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merayakan

Aku Mau Jadi Pejalan yang Menemukan Tuhan-Nya

Alangkah Mirisnya Negeriku