Lelah yang menguap

27 september 2017

Dear N...
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 02.44 WITA. Aku masih terjaga tanpa sempat memejamkan mata. Ku buka lembaran karya Pram untuk menemukan inspirasi menulis, namun kenangan tentangmu justru menguasai ide-ide.
Akhirnya aku memutuskan menulis kenangan tentangmu di 2015 lalu. Balai diklat transmigrasi Semarang. Perkenalan awal kita yang mengantarkan aku pada sebuah perasaan iba yang bermetamorfosa menjadi sebuah perasaan kagum. Semua ini berawal dari diskusi alot di kelas yang pernah menyudutkanmu. Sebuah pertentangan ideologi dengan realita yang membuatmu bungkam. Aku iba karena tak ada yang membelamu satupun. Berlanjut pada perbincangan pertama kita tentang potret islam di wilayah masing-masing sampai kita satu team dalam sebuah game menyusun kertas menjadi satu bangunan. Di antara teman-teman satu kelas kau lah yang paling berbeda menurutku. Kau sederhana, berwawasan luas, sedikit bicara tapi easy going. Puncaknya adalah saat kegaduhan yang menyebabkan kau dikeluarkan dari pelatihan. Saat mengantar kepulanganmu kau bertanya "dimana nina?", Jlebbb perasaan kaget dan kikuk bercampur menjadi satu. Aku yang berjalan dari arah belakang menjawab dengan wajah bingung "aku di sini".

Aku mencoba mendefinisikan semua perasaan yang muncul saat itu sebagai bentuk keprihatinan yang lebih.
Walau sejatinya tak bisa kubohongi diri bahwa aku sedang menahan sebuah perasaan yang lebih dari sebatas prihatin.

You are so perfect in my opinion, while I am a calm girl. Yes, I am just a simple girl.

You know, this is a stiff feeling yang berhenti di jarak hitungan mil. Why not? Sudah dua tahun berlalu aku masih terus tak mengerti apa yang ku rasa. Kau N aku N. Two the same initial. Takdir kebetulan yang membuatku terus berkhayal. I have often smiled alone, cheerful and rigid when I got a message from you. A word only "Assalamualaikum " or "congrats" perasaanku dapat seketika berubah musim. Sejujurnya aku pun tak berharap apa-apa. Biarlah aku jadi yang terus diam menunggu tangan tuhan bekerja. Aku ingin melihat keajaiban. Apakah tuhan akan menyampaikan isi hatiku padamu ataukah dibiarkannya terus dingin dan membeku. Finally to be a memory. Setidaknya aku bahagia mengenalmu. Seseorang yang mampir dalam hidupku karena ingin mengenalku dengan tulus.

-N-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merayakan

Aku Mau Jadi Pejalan yang Menemukan Tuhan-Nya

Alangkah Mirisnya Negeriku