JATUH BANGUN

Ki Hajar dengan taman siswanya adalah tokoh pendidikan Indonesia pertama. Katanya. Nyatanya Muhammadiyah yang tersohor ada lebih dulu.
Ah...sejarah telah meruntuhkan struktur berpikir ku.
Tadi aku mengunjungi makamnya. Namun tak nampak nisannya. Yang ada hanya gelap dan kesunyian. Finally aku melanjutkan perjalananku menuju alun-alun. Di alun-alun aku belajar permainan egrang.  Menyenangkan meski sempat jatuh berkali-kali karena kecerobohanku menjaga keseimbangan. Katanya egrang biasa dimainkan oleh para Sunan agar mereka dapat menjaga langkahnya tanpa perlu khawatir terkena najis. Selain itu egrang juga dapat melatih emosi.  Menyenangkan sekali bukan?

Oh ya aku sedang merasa bersalah. Sebab perjalanan kali ini harus berakhir dengan kaki memar dan berdarah. Temanku. Dia jatuh bersama motornya saat meluncur turun dari tanjakan. Jalan yang kami lalui memang cukup menantang adrenalin. Berbatu dan rusak. Aku panik tapi gagap bertindak. Bingung harus berbuat apa. Well...aku cuma bisa diam dan tak banyak membantu.
Kalian. . . I am so sorry ! Ketahuilah kalian partner jalan yang luarbiasa. Sungguh menyesal tak mengenal kalian sejak dulu.

###

Tebing bresik
Kenanglah bunga-bunga itu
Kenanglah terik gersangnya
Hamparan luas Yogyakarta dari ketinggian
Memar, bopeng dan jatuh bangunnya
Sentuhan wudu
Pertemuan dengan Tuhan yang telah mereduksi benci juga kedunguan
Kenanglah sapa yang terucap
Perjalanan ini seperti "sampun" atau "nggeh" yang kaku di lidahku

Yogyakarta, 02 mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merayakan

Aku Mau Jadi Pejalan yang Menemukan Tuhan-Nya

Alangkah Mirisnya Negeriku